Tuesday, March 22, 2016

MDF (Medium Density Fiberboard)


Medium Density Fiberboard atau MDF adalah salah satu jenis bahan yang banyak digunakan untuk membuat berbagai macam perabot seperti almari, pintu, kusen jendela, hingga meja. Sebagaimana bahan lain pada umumnya, MDF memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri. Dalam perawatannya pun, hendaknya Anda mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya tersebut.

MDF adalah kayu olahan dari serpih-serpih kayu.
Medium Density Fireboard atau biasa disingkat MDF adalah material kayu olahan yang dibuat dari kumpulan kayu dengan diameter kecil. Kumpulan kayu berdiameter kecil tersebut kemudian dicuci lalu direbus pada suhu tertentu sehingga membentuk bubur kertas. Berikutnya bubur kertas tersebut diberi lem dan wax. Campuran antara bubur kertas, lem, dan wax tersebut kemudian diberikan tekanan dan panas untuk menghasilkan benda yang lebih solid dengan ketebalan tertentu. Umumnya, MDF akan dipotong mengikuti standar internasional yakni 1220 x 2440 mm.
Kelebihan dan Kekurangan Medium Density Fiberboard atau MDF adalah Sebagai Berikut:
Sebagaimana berbagai produk lainnya, MDF juga memiliki kelebihan maupun kekurangan. Salah satu jenis kayu olahan ini memiliki kekurangan berupa:
1.    Air lebih mudah meresap sehingga MDF lebih mudah rusak dan terserang berbagai jenis jamur
2.    Tidak dapat mengikat sekrup atau paku sekuat kayu solid
3.    Umumnya lebih lunak sehingga lebih rentan rusak
4.    Bagian permukaannya kurang bisa dilekatkan dengan lem putih
5.    Tidak memiliki motif serat alami kayu karena dibuat dari serpih-serpih kayu
Selain memiliki kekurangan dibanding produk kayu lainnya, MDF juga memiliki kelebihan. Kelebihan MDF adalah:
1.    Lebih halus terutama bila dibandingkan dengan plywood
2.    Ikatan antar materialnya kuat karena bukan hanya dilem namun juga diberikan tekanan
3.    Meski tidak memiliki motif serat kayu, namun motifnya sendiri khas tidak seperti produk kayu non olahan
4.    Tidak mudah rusak pada ukuran yang lebar seperti plywood
5.    Memiliki daya serap suara yang baik, sehingga cocok digunakan sebagai bahan dasar untuk peralatan sound system.

Penggunaan MDF
Dengan kelebihan dan kekurangannya tersebut, MDF adalah material yang biasanya digunakan pada furnitur fabrikasi yang dijual dalam bentuk jadi. Umumnya, bagian pelapis luarnya adalah kertas yang memiliki tekstur. Beberapa jenis perabot yang sering kita temui terbuat dari bahan  MDF adalah lemari pakaian, meja, kusen pintu, kusen jendela hingga meja belajar.
Medium Density Board (MDF) dibuat untuk menutupi beberapa kelemahan plywood yang permukaannya kurang halus, mudah retak dan pecah pada ukuran lebar yang terlalu kecil dan hasil potongan yang kasar. Bahan MDF sangat halus pada permukaan dan ikatan-ikatan antar materialnya sangat kuat. Hanya satu kelemahannya dibandingkan dengan plywood adalah hilangnya motif kayu pada permukaan. Saat ini MDF menjadi bahan paling favorit untuk pembuatan office furniture dan semua furniture berbasis lembaran.

Bagaimana MDF dibuat

Dari log kayu berbagai ukuran, dikupas kulitnya kemudian log dibelah dan dipotong pada ukuran tertentu. Kebetulan pada pabrik yang pernah saya lihat logs yang digunakan rata-rata berdiameter di bawah 20cm dan panjang maksimum 100cm.

Kemudian potongan logs harus melewati proses ‘screening’ menggunakan alat magnet yang sangat kuat untuk mencari apabila terdapat paku, sekrup atau logam lain di dalam kayu. Benda asing (logam) tersebut bisa merusak mata pisau pada mesin chips dan press.

Logs-logs kecil tersebut kemudian dimasukkan ke mesin khusus untuk dijadikan chips ukuran kecil (serpihan-serpihan kecil) . Apabila chips masih terlalu besar akan diproses ulang untuk menjadi chips yang lebih kecil.
Semua chips yang telah lolos proses screening kemudian dicuci lalu direbus pada suhu dan waktu tertentu hingga menjadi lunak. Chips akan menjadi lembut dan lunak setelah proses defibrator, kemudian dicampur dengan bahan wax dan lem sebelum memasuki proses pressing.

Dalam lini produksi dan mesin yang sama (mesin tersambung sangat panjang hingga 50m) kemudian material campuran tersebut diberi tekanan dan panas tertentu untuk mendapatkan ketebalan sesuai pengaturan. terdapat rol kedua yang memberikan tekanan lebih besar pada material sehingga akan bisa melihat bahwa permukaan MDF bagian atas & bawah sedikit berbeda tingkat kekilapannya. Hal ini karena perbedaan tekanan. Secara otomatis MDF kemudian dipotong sesuai panjang standar international (1220 x 2440mm). 

Debu
Pada setiap lembar MDF yang diterima dari gudang distribusi bisa temukan lapisan tipis debu pada permukaan MDf. Debu tersebut sangat kecil ukuran partikelnya dan berpotensi menimbulkan asma terutama bagi pekerja di area produksi (pembelahan, pemotongan, amplas dan lainnya). Atau pada furniture kantor, meja komputer dan kabinet TV yang baru saja dibeli, akan bisa ditemukan lapisan debu yang tipis (terutama pada bagian bawah). Resiko ini lebih besar akan berhubungan langsung dengan pekerja pabrik furniture. Oleh karena itu penting untuk diketahui dan dimengerti untuk senantiasa menggunakan jenis masker yang tepat bagi karyawan yang bekerja di area produksi.

Formaldehyde
Pada dasarnya, produksi papan buatan menggunakan lem yang dibuat dari resin Formaldehyde untuk merekatkan partikel kayu dan debu menjadi lembaran papan. Bahan Kimia Formaldehyde dikenal bisa menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan dan bahkan paru-paru walaupun hanya pada level kontak yang rendah.

Menurut IARC (International Agency for Research on Cancer), sebuah sub organisasi dari WHO (World health Organization) menemukan bahwa debu kayu merupakan ‘carcinogen’(penyebab kanker) dan Formaldehyde juga disebutkan adanya kemungkinan yang sama pada level carcinogen 3, yang berarti memiliki potensi untuk menjadi penyebab kanker, sehingga pada pemakaiannya harus diberikan pengganti apabila memungkinkan atau mengurangi pemakaiannya sekecil mungkin.
 

Bagi konsumen pemakai, apabila baru saja membeli sebuah set furniture almari atau meja kerja yang terbuat dari lembaran papan MDF atau partikel board lainnya, aroma khas akan keluar dari furniture anda dan kadang-kadang akan terasa pedih di mata apabila kita terlalu dekat terutama ketika membuka pintu. Itulah sebabnya sebaiknya apabila baru saja membeli almari yang terbuat dari bahan papan buatan, sebaiknya biarkan pintu-pintunya terbuka selama beberapa hari sebelum digunakan.

Standar Amerika dan Australia membatasi emisi Formaldehyde pada MDF maksimum 0.3 ppm (parts per million). Di jerman dan beberapa negara Skandinavia justru memberikan batas lebih rendah yaitu 0.1 ppm. Pengukuran kadar emisi Formaldehyde ini bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode khusus.

Tindakan Preventif
Pemilik perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memastikan kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan. Satu langkah yang bisa diambil adalah dengan ‘hanya’ menggunakan MDF E1 (low emission), yang berarti memiliki kandungan di bawah batas maksimum apabila memungkinkan. Beberapa produsen MDF saat ini juga telah mulai mempromosikan jenis MDF E1 yang sesuai dengan standar internasional.
Bagi produsen:

Debu dari proses MDF tidak mungkin dihindari, oleh karena itu untuk mengeliminasi resiko,

1. Ventilasi udara yang baik di dalam ruang produksi akan sangat berguna.
Exhaust harus bekerja dengan baik agar bisa dipastikan ruang produksi selalu bebas dari debu MDF.
2. Para karyawan yang bekerja juga harus selalu membersihkan tempat kerja agar bebas dari debu.
3. Manajemen harus menyediakan masker dan sarung tangan untuk menghindari kontak langsung dengan kulit, karena Formaldehyde bisa mengakibatkan iritasi kulit.
4. Karyawan harus selalu menggunakannya pada saat bekerja dengan MDF.
5. Melapis permukaan MDF dengan bahan finishing walaupun hanya dengan lapisan dasar.

Bagi Konsumen:
1. Biarkan pintu dan laci pada furniture yang baru saja beli terbuka tanpa digunakan selama beberapa hari atau minggu untuk ‘melepaskan’ kandungan Formaldehyde dari bahan papan buatan.
2. Tanyakan kepada penjual furniture tentang jenis MDF yang mereka gunakan. Untuk furniture menggunakan jenis E1 pasti lebih mahal.

No comments:

Post a Comment